Oleh : Abdul Hafiz
Jeruk Siompu merupakan tanaman
tradisional penduduk Pulau Siompu di Kabupaten Buton Selatan, pulau kecil dengan luas
sekitar 50 km persegi di barat daya Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Jeruk siompu memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jeruk asal daerah lainnya. Yakni lebih manis dibandingkan dengan hampir semua jenis jeruk unggulan di Tanah Air seperti jeruk keprok Sumatera, Kalimantan atau jeruk dari Bali atau Jawa.
Karakteristik jeruk ini kurang berair, sehingga masyarakat di Kabupaten Buton Selatan, Kota Baubau dan Sulawesi Tenggara pada umumnya, menyajikannya sebagai hidangan setelah makan di atas meja karena kurang memadai jika diperas airnya menjadi minuman segar (juice).
Jeruk siompu termasuk
tanaman manja yang selalu membutuhkan sentuhan manusia. Salah satu bentuk
sentuhan itu adalah mendekatkan tanaman dengan asap dapur rumah tangga. Orang
Siompu juga beranggapan bahwa asap mengandung karbon dioksida yang dibutuhkan
tanaman jeruk. Dengan penanaman di halaman rumah, berarti tanaman itu
berpeluang untuk selalu mendapatkan asap dapur.
Namun demikian, jeruk siompu sebenarnya bisa berkembang di luar pekarangan. Namun syaratnya, tanaman itu harus diberi pupuk kandang yang memadai. Masalahnya, umumnya petani tidak memiliki hewan ternak, seperti kambing, yang cocok dengan kondisi alam Pulau Siompu, sehingga tak ada kotoran ternak yang bisa dibuat pupuk.
Hampir seluruh daratan
Pulau Siompu yang berpenduduk sekitar 18.000 jiwa itu tersusun dari batu kapur
yang keras dan tajam. Namun jeruk siompu ini dapat tumbuh di sembarang tempat
dan akan memberikan hasil optimum bila ditanam di lokasi yang sesuai.
Menurut penelitian ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman tersebut yaitu dataran rendah sampai 700 meter di atas permukaan laut. Sedangkan jeruk yang ditanam di atas ketinggian tersebut rasa buahnya lebih asam. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya berkisar antara 25-30 derajat Celcius. Sedangkan sinar matahari harus penuh agar produksinya optimum. Postur tanah yang disukai tanaman jeruk ialah jenis tanah gembur, porous, dan subur. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1,5 m pada musim kemarau dan tidak boleh kurang dari 0,5 m pada musim hujan. Tanah tidak boleh tergenang air karena akar akan mudah terserang penyakit. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk siompu harus ber-pH 5-6. Curah hujannya yang cocok berkisar antara 1.000-1.200 mm per tahun dengan kelembaban udara 50-85 persen.
Jeruk siompu juga sudah beberapa kali dilakukan berbagai inovasi teknologi terutama untuk mengembangkan ke daerah lain, mereka tetap dianggap gagal, karena bila tanaman tropis itu dipindahkan ke daerah lain rasa buahnya tidak sama lagi dengan buah yang ditanam di daratan Siompu.
Jeruk
Siompu di Pulau Siompu sendiri hampir punah. Padahal bila ditinjau dari sejarah
masa lalu tanaman jeruk ini hampir dapat ditemui di seluruh wilayah Siompu. Namun
sekarang ini gangguan penyakit terus memusnahkan tanaman itu. Akibatnya, banyak
warga terus menunda keinginannya untuk menanam jeruk. Ia juga mengakui,
produksi jeruk siompu memang sering mengalami pasang surut. Ada saatnya
produksi melimpah, dan pada masa yang lain merosot. Belakangan ini produksi
merosot sangat tajam karena tanamannya sebagian dimusnahkan petani untuk memutus
serangan penyakit. Dan seiring perkembangan jaman, tanaman itu sudah banyak
yang mati, belum lagi serangan hama batang dan kurangnya perhatian dari pihak
yang terkait sehingga menyebabkan tanaman itu dari hari ke hari menjadi langka.
Sebenarnya sudah ada usaha-usaha dari pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian
untuk melestarikan dan menggiatkan kembali penanaman Jeruk Siompu, hanya
mungkin masih kurang pengawalan dan pendampingan dari Dinas Pertanian mengingat
tanaman jeruk ini merupakan tanaman tahunan. Sehingga Dinas Pertanian harus
mengawal pelestarian tanaman jeruk Siompu ini, bukan hanya soal pemberian bibit
tapi sampai berbuah, serta penaggulangan serangan hama tanaman.
Menurut penelitian, Menyangkut aspek pemasaran, produksi jeruk siompu tidak pernah menjadi masalah karena di saat tanaman itu masih sedang berbuah, sudah ada pedagang baik lokal maupun dari luar daerah yang langsung menawarkan untuk membelinya dengan harga yang jauh lebih tinggi dibanding dengan jeruk siompu local, harga pasaran jeruk lokal di tingkat petani berkisar Rp 3.000 - Rp 4.000 per kilogram, maka jeruk Siompu bisa mencapai dua kali lipat yakni antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilogram. Belum pernah mendengar bahwa jeruk Siompu saat musim panen sulit dipasarkan, bahkan justru banyak pedagang yang mau membeli namun produksinya sudah tidak ada lagi," katanya. Dinas pertanian setempat mencatat, setiap satu ha terdapat 300-400 pohon tanaman jeruk, dan setiap pohon bisa menghasilkan buah antara 150-200 buah.
Menurut informasi dari media, khusus
pasar dalam negeri, Jeruk Siompu sudah banyak dikenal, karena hampir setiap
tahun ikut pada kegiatan kontes buah jeruk yang diadakan di ibukota Jakarta.
Bahkan jeruk Siompu pernah dipesan khusus untuk memenuhi kelengkapan buah di
istana presiden.
Sekian dan terima kasih
Semoga bermanfaat.
Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???
BalasHapusModal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain, tenang,,sekarang ada 288betting.com yang akan menghibur kalian sekaligus mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan mengecewakan kalian deh...dan tentu nya juga masih banyak lagi bonus tiap bulan nya buruannn,,,,yuk ikutan gabung bersama 288betting.com
Tersedia berbagai game di dalamnya :
* Sportsbook
* Kasino
* Togel
* Poker
* Number Games
* Slots
Kunjungi Situs Kami !!
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
dengan minimal deposit hanya Rp. 20.000 dan minimal withdraw Rp. 50.000
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* Livechat
* Whatsapp : +855888278896
* Facebook : Stefanie Huang
Salam Sukses 288betting.com
SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA DAN TERLENGKAP DENGAN PELAYANAN CS YANG RAMAH