Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, “Hati-hati kalau mau cabut gigi, nanti bisa buta, lho!” Apa sebenarnya tindakan pencabutan gigi itu? Benarkah pencabutan gigi dapat menyebabkan kondisi yang fatal seperti kebutaan?
Dalam praktik sehari-hari dokter gigi, tindakan dan perawatan yang dilakukan cukup variatif, mulai dari membersihkan karang, menambal, hingga memasang implan. Akan tetapi, pencabutan gigi tetaplah salah satu tindakan yang paling banyak dilakukan oleh dokter gigi. Biasanya pencabutan dilakukan karena kondisi gigi berlubang tersebut sudah tidak dapat ditambal dan dipertahankan lagi, sehingga bila tidak dilakukan pencabutan, justru akan membahayakan kesehatan jaringan di sekitarnya serta kesehatan tubuh.
Selain itu, terdapat beberapa keadaan yang memang membutuhkan tindakan pencabutan, seperti:
1. Perawatan pemasangan kawat gigi, guna memenuhi kebutuhan ruangan
2. Gigi yang berada di garis fraktur atau patahan tulang rahang, agar tidak menghambat penyembuhan atau menyebabkan infeksi
3. Gigi yang mengalami overeruption (kelainan posisi)
4. Gigi yang patah atau retak pada kondisi tertentu
5. Penyakit periodontal (penyakit pada jaringan pendukung gigi yang parah)
6. Gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan, seperti yang biasa terjadi pada geraham bungsu
7. Gigi supernumerary (gigi dengan jumlah yang berlebih)
Pada kondisi-kondisi di atas, maka mau tidak mau gigi harus dicabut. Namun dalam kenyataannya, banyak sekali orang yang menunda bahkan enggan melakukan pencabutan gigi dikarenakan rasa takut terhadap efek pencabutan gigi tersebut.
Tetapi, apakah benar pencabutan gigi bisa menyebabkan kebutaan? Halaman selanjutya penjelasan selengkapnya.
Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan?
Kepercayaan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa mencabut gigi, terutama gigi atas, dapat mempengaruhi mata atau menyebabkan kebutaan. Tentu saja hal itu hanya mitos belaka. Pencabutan gigi tidak menyebabkan kebutaan, dan karenanya tidak perlu dikhawatirkan.
Pencabutan gigi yang dilakukan sesuai dengan prosedur (termasuk pasien yang bersikap kooperatif dalam mematuhi larangan dokter gigi setelah pencabutan), maka tidak akan menimbulkan efek negatif atau berbahaya bagi tubuh. Jadi, bila Anda mempunyai masalah pada gigi dan dokter menyarankan untuk dilakukan pencabutan, Anda tidak perlu khawatir dan ragu lagi untuk melakukan pencabutan gigi.
Informasikan kepada dokter Anda mengenai kondisi kesehatan dan penyakit yang diidap (bila memang ada), karena beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, dan hipertensi sangat mempengaruhi tindakan pencabutan. Beritahukan juga jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Menurut Profesor Bambang Irawan, pencabutan gigi yang dilakukan sembarangan memang bisa membahayakan, namun tidak sampai menyebabkan kebutaan. efek cabut gigi yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi yang mengakibatkan bengkak.
Faktanya, saraf gigi dan saraf mata itu berbeda sehingga tidak ada hubungan antara cabut gigi atas dengan kerusakan mata. Perlu diketahui, baik saraf gigi maupun saraf mata berasal dari saraf otak yang disebut sebagai saraf trigeminal.
Namun pada dasarnya tidak terdapat hubungan langsung antara saraf gigi dan saraf mata, sehingga tidak benar bahwa cabut gigi geraham atas dapat menyebabkan masalah pada mata seperti kebutaan. Bila saraf gigi kelima, maka saraf mata kedua.
Jika memang dapat memengaruhi saraf, yang terkena adalah saraf yang berada disekitar mulut di mana komplikasinya adalah rasa nyeri pada bagian bibir, lidah, gigi dan rahang, terutama pada pencabutan gigi geraham bungsu. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi bisa menjadi permanen juga.
Mencabut gigi seperti cabut gigi atas merupakan tindakan terakhir yang harus dilakukan karena gigi sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Bila terjadi kerusakan gigi yang belum begitu parah, biasanya dokter akan mempertahankan gigi supaya jangan sampai dicabut.
Jika gigi yang bermasalah harus dicabut maka sebaiknya pastikan dulu gigi sedang tidak sakit. Pencabutan gigi tidak diperbolehkan saat gigi sedang sakit karena bisa memicu infeksi.
Penyebaran infeksi inilah yang harus diwaspadai, karena bila cabut gigi atas maka infeksi dapat saja menyebar dan menyebabkan pembengkakan hingga ke daerah mata. Sebaiknya tunggu sampai gigi sudah tidak terasa sakit lagi bila ingin mencabutnya.
Oleh karenanya, konsultasikan dengan dokter gigi terlebih dahulu. Dokter gigi akan menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Penjelasan selanjutnya, karena memang tidak ada dasar ilmiahnya bahwa mencabut gigi dapat berakibat gangguan penglihatan apalgai sampai buta. Memang letak akar gigi atas bisa menjulang kearah mata.
Tetapi itu cuma arah dari posisi akar gigi. Tetapi tidak kaitannya sama sekali. Pembuluh darah maupun saraf yang berhubungan dengan mata dan gigi sangat berbeda. Memang seringkali pasien menanyakan hal semacam ini. Bahkan ada yang bercerita tentang kasus kebutaan akibat cabut gigi. Tetapi setelah dirunut, terjadai baru konon. Baru katanya dan katanya. Sekali lagi kami ingin menegaskan bahwa tidak benar cabut gigi menyebabkan kebutaan.
Boleh jadi lantaran mitos yang tidak jelas asal muasalnya itu, maka tidak sedikit pasien yang enggan mencabut gigi atau sisa akar gigi terutama di rahang atas. Kami sarankan agar sisa akar gigi yang biasanya sudah membusuk itu lekas dibuang saja. Risikonya justru lebih besar jika membiarkan sisa akar gigi tersebut di dalam mulut. Sebab, adanya sisa akar gigi umumnya karena proses kerusakan atau kerowok yang dibiarkan tanpa perawatan. Lama kelamaan mahkota gigi habis sama sekali, dan tersisa akar gigi. Artinya, akar tersebut merupakan sis-sisa dari proses kerowok dan pembusukan gigi (gangren). Nah, bisa dibayangkan adanya sesuatu yang busuk di dalam rahang dan gusi kita. Banyak sekali risikonya. Antaran, sisa akar tersebut akan menjadi fokal infeksi yakni penyebaran kuman penyakit yang bersumber dari gigi busuk.
Andai pun belum menyebabkan fokal infeksi, adanya sisa akar akan menimbulkan bau mulut yang tidak enak. Aapalgi jika sisa akar giginya tidak cuma satu dua, melainkan ada beberapa. Selain itu, bisa juga menimbulkan keradangan/inflamasi yang berulang (rekuren) sehingga pasien terganggu karena sakit dan mudah berdarah. Intinya, sisa akar gigi jangan dibiarkan tanpa tindakan medis.
Jika dikehendaki untuk tdk dicabut, bisa saja asalkan terlebih dahulu dilakukan perawatan sisa akar
Jadi jika perawatan cabut diperlukan. jangan takut untuk cabut gigi ☺️👍
Sumber:
https://www.facebook.com/758492500921672/posts/2401248049979434/?substory_index=0
https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/2699730/cabut-gigi-bisa-menyebabkan-kebutaan
https://www.google.com/amp/s/doktersehat.com/benarkah-cabut-gigi-menyebabkan-buta/amp/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar