Senin, 26 Februari 2018

KETIKA MASALAH DATANG (Solusi Islami)



Oleh : Abdul Hafiz

Seorang manusia terkadang merasakan kesedihan dalam menapaki kehidupan ini. Tatkala mendapatkan hal yang membuat hati penat, tidak sesuai harapan, kehilangan sesuatu dan ketika kegalauan menerpa. Ketika seseorang kehilangan barang-barang miliknya maka janganlah terlalu bersedih karena ada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Lantas bagaimana Islam membimbing seseorang dalam kondisi demikian ? Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan di Bumi ini.

·         Kokohkan sifat kesabaran

Ketahuilah orang-orang yang sabar akan mendapatkan reward di sisi Allah Ta’ala. “Dan sesungguhnya Kami akan memberi kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (An Nahl: 96). Serta mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan kemuliaan yang besar. “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Al Baqarah: 177).

·         Ridho terhadap kondisi yang menerpa

Kepenatan dan kegembiraan termasuk perkara yang sudah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala. “Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah (bersabar) niscaya Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya. Allah-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS At Taghaabun: 11). Seluruh kegalauan yang menimpa seorang individu di antara umat manusia, baik yang terkait dengan dirinya, hartanya atau yang lainnya hanya bisa terjadi dengan sebab takdir dari Allah Ta’ala.

·         Ketahuilah tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan seorang muslim

Dalam kehidupan ini semuanya berjalan sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala. “Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim).

·         Sugestikan diri bahwa ada penghapus dosa dibalik itu semua

Tancapkan dengan baik bahwa dalam Islam, setiap kesedihan yang kita rasakan maka akan sebagai penggugur kesalahan kita. “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari).

Setiap manusia tentu memiliki banyak angan-angan yang diidamkan. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah semua yang diciptakan tersebut dapat ia peroleh. Ada sebagian yang mampu ia wujudkan, namun tak jarang sebagian yang lain luput dari harapan.

Seorang penyair Abu Thoyyib Ahmad Bin Husein Al-Mutanabbi berkata,

مَا كلُّ ما يَتَمَنّى المَرْءُ يُدْرِكُهُ…. تَجْرِي الرِّيَاحُ بِمَا لا تَشْتَهِي السُّفُنُ

Tidak semua angan-angan seseorang lantas ia dapatkan.
(Kadang) Angin berhembus tidak sesuai dengan arah perahu layar.

Begitulah lakon kehidupan manusia. Sebagaimana perahu layar di lautan. Kadang angin berhembus searah dengan perahu berlayar. Namun terkadang angin bertiup tak searah dengan perahu melaju.

Meratapi badai tak akan menyelesaikan masalah. Tapi nahkoda yang bijak akan tetap membentangkan layar perahunya untuk mencapai tujuannya. Ombak dan badai adalah bagian dari “irama” perjalanannya.

Jadi, jangan larut dalam kesedihan manakala harapanmu tidak sesuai dengan kenyataan. Sadarilah.. bahwa dunia ini ada yang punya, ada yang memiliki dan ada yang mengaturnya. Dialah Alloh Al Kholiq, Al Mudabbir dan Ar Roziq.

Syukuri apa yang ada dan tak usah risau dengan apa yang tiada. 

Imam Hasan Al Bashri berkata,
“Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku selalu tenang.
Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, kerana itulah aku sibuk beramal shalih. Aku tahu Allah Ta’ala selalu memperhatikanku, kerana itulah aku malu jika Allah melihatku sedang dalam maksiat. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah.”

Wahai Rabbi persatukanlah hati-hati kami dan perbaikilah keadaan kami dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan serta entaskanlah kami dari kegelapan menuju cahaya yang terang. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam.


Narasumber : Ustadz Reky Abu Musa, Lc dan Ustadz Reo Adi Syahputra, S.Si

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CABUT GIGI DAN KEBUTAAN

Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, “Hati-hati kalau mau cabut gigi, nanti bisa buta,  lho !” Apa sebenarnya tindakan pencabutan ...